ARTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengertian
pengambilan keputusan memiliki berbagai macam pandangan dalam buku M.Iqbal
Hasan (2004), antara lain :
1.
Menurut George R. Terry, pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
2.
Menurut S.P. Siagian, pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakanyang paling tepat.
3.
Menurut James A.F Stoner, pengambilan
keputusan adalah proses yangdigunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara
pemecahan masalah.
Sehingga pengertian
pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan)
sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Menurut Johanes
Supranto (1998), mengambil atau membuat keputusanberarti memilih satu di antara
sekian banyak alternatif. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka
untuk memecahkan permasalahan atau persoalan ( problem
solving), setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan
dicapai. Inti dari pengambilan keputusan terletak dalam perumusan berbagai
alternatif tindakan sesuai dengan apa yang sedang diperhatikan dan
dalampemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian)
mengenai efektifitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil
keputusan. Salah satu komponen terpenting dari proses pengambilan keputusan
ialah kegiatan pengumpulan informasi dimana suatu apresiasi mengenai situasi
keputusan dapat dibuat. Apabila informasi yang cukup dikumpulkan guna
memperoleh suatu spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat
keefektifitasannya dalam situasi yang sedang menjadi perhatian, proses
pembuatan atau pengambilan keputusan relatif sangat mudah. Akan tetapi di dalam
praktek sangat tidak mungkin untuk mengumpulkan informasi secara lengkap,
mengingat keterbatasan dana, waktu, dan tenaga.
Suatu
cara yang tepat untuk menentukan baik buruknya sesuatu keputusanadalah
apakah keputusan tersebut membawa kepada sebuah keberhasilan. Sesuatu keputusan
yang baik adalah suatu keputusan yang membawa kepada hari depan yang disenangi
oleh pengambil keputusan, sedangkan suatu keputusan yang tidak baik adalah
suatu keputusan yang membawa kepada hasil yang tidak menyenangkan. Tujuan
dari peningkatan hasil keputusan sudah tentu merupakan alasan terakhir bagi
pengembangan keterampilan untuk mengambil keputusan secara efektif. Keputusan
yang sehat adalah keputusan yang diambil dengan sempurna, dengan
mempertimbangkan sepenuhnya segala aspek yang relevan dari masalah. Pengambilan
keputusan yang baik melaksanakan masing-masing dari langkah-langkah penting
pengambilan keputusan efektif secara cermat dan lengkap. Kadang-kadang suatu
keputusan yang sehat membawa kepada akibat-akibat yang tidak diinginkan.
Mengambil keputusan harus meliputi pengambilanresiko yang telah diperhitungkan.
Resiko yang telah diperhitungkan kadang-kadang menjadi kenyataan dan berakibat
buruk (Manulang.1994).
Pembuatan keputusan
adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting,
terutama bila manajer melaksanakan fungsiperencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat
manajer. Dalam proses perencanaan, manajermemutuskan tujuan-tujuan organisasi
yang akan dicapai, sumber daya-sumberdaya yang akan digunakan, dan siapa yang
akan melaksanakan setiap tugas yangdibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu
melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajerakan menentukan efektivitas rencana yang disusun.(Handoko.2003)
TIPE-TIPE KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan ( Decision making) adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran .
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2.Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3.Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Table 3.1 perbandingan
antara berbagai tipe-tipe keputusan.
Keputusan
terprogram
|
Keputusan
tidak terprogram
|
|
Masalah
|
Sering,berulang,rutin,
Ada kepastian mengenai hubungan sebab akibatnya
|
Tidak
biasa, tidak tersturuktur, ada ketidakpastian mengenai hubungan sebab
akibatnya
|
Prosedur
|
Bergantung
pada kebijakan, aturan, dan prosedur yang pasti.
|
Perlunya
kreativitas, intuisi, toleransi untuk ambiguitas, pemecahan masalah yang
kreatif.
|
Contoh
perusahaan bisnis
|
Pemesanan
ulang persediaan secara periodic.
|
Diverifikasi
dalam berbagai produk dan pasar yang baru.
|
universitas
|
Syarat
rata-rata indeks prestasi untuk peringkat akademis yang baik.
|
Pembangunan
fasilitas ruang kelas yang baru.
|
Perawatan
kesehatan
|
Prosedur
penerimaan pasien
|
Pembelian
perlengkapan eksperimen
|
pemerintah
|
System
kelayakan untuk kenaikan pangkat para pegawai negeri
|
Reorganisasi
badan-badan pemerintahan.
|
Sumber: J. Gibson, J. Ivancevich,
dan J. Donnelly Jr. . Organizations:
Behavior, Structure, Processes, edisi 10
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Proses
pengambilan keputusan yang ideal berlangsung melalui enam tahap. Pada
perusahaan-perusahaan yang telah melembagakan proses ini, tahapan-tahapan ini
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: apa yang ingin kita
ubah? Apa yang menghalangi kita untuk mencapai “kondisi yang dikehendaki”?
bagaimana kita dapat membuat perubahan? Apa cara terbaik untuk melakukannya?
Apakah kita sedang menjalankan rencana tersebut? Dan seberapa berhasilkah hal
tersebut?
Secara lebih formal, para pengambil
keputusan sebaiknya (1) mengenali dan mendiagnosis masalah, (2) menghasilkan
solusi-solusi alternative, (3) mengevaluasi berbagai alternative, (4) membuat
suatu pilihan, (5) melaksanakan keputusan, dan (6) mengevaluasi keputusan
tersebut.
1.
Mengenali dan Mendiagnosis
Masalah
Tahap pertama dalam
proses pengambilan keputusan adalah untuk mengenali bahwa sebuah masalah muncul
dan perlu dipecahkan. Biasanya, seorang manajer menyadari adanya
ketidaksesuaian antara kondisi sekarang (kenyataan) dan kondisi yang
dikehendaki (yang seharusnya). Ketidaksesuaian-ketidaksesuaian seperti
itu-misalnya, dalam kinerja organisasi atau unit-dapat diketahui dengan membandingkan
kinerja sekarang dengan (1) kinerja masa lalu, (2) kinerja masa kini dari
organisasi atau unit lain, atau (3) kinerja masa depan yang diharapkan seperti
ditetapkan oleh berbagi rencana dan peramalan.
Contohnya, seorang manajer penjualan
mengetahui bahwa penjualan telah menurun drastic. Jika ia segera meninggalkan
perusahaan atau meyakini bahwa penurunan jumlah penjualan itu berkaitan dengan
perekonomian (ia tidak dapat melakukan apa pun mengenai itu), ia tidak akan
bertindak. Akan tetapi, jika ia mencoba untuk memecahkan masalah itu, ia tidak
seharusnya secara langsung menyalahkan staf penjualannya, menambah orang-orang
baru, atau menambah biaya iklan. Ia perlu menganalisis mengapa penjualannya
menurun, kemudian mengembangkan sebuah solusi yang tepat sesuai analisisnya.
2.
Menghasilkan Berbagai Solusi
Alternatif
Tahapan
kedua menghubungkan diagnosis masalah dengan pengembangan berbagai alternative tindakan,
yang bertujuan untuk memecahkan masalahnya. Para manajer menghasilkan
setidaknya beberapa solusi alternative berdasarkan berbagai pengalaman di masa
lalu.
Solusi-solusi terbagi menjadi solusi
siap pakai (yang telah tersedia) sampai yang khusus (sengaja dibuat). Para pengambil
keputusan yang mencari solusi siap pakai ( ready-made solutions) menggunakan
ide-ide yang pernah mereka coba sebelumnya, atau mengikuti nasihat dari orang
lain yang pernah menghadapi masalah serupa. Solusi khusus (customade solutions)
di sisi lain, perlu di rancang untuk masalah-masalah khusus. Teknik ini sering
kali menggabungkan ide-ide ke dalam solusi-solusi yang baru dan kreatif.
3.
Mengevaluasi Berbagai
Alternatif
Tahapan
ketiga mencakup menentukan nilai atau baik tidaknya alternative-alternatif yang
dihasilkan. Jelas bahwa alternative-alternatif sebaiknya dievaluasi lebih
hati-hati. Inti proses ini adalah untuk memprediksikan konsekuensi-konsekuensi
yang akan muncul apabila berbagai pilihan diterapkan.
Para manajer sebaiknya
mempertimbangkan beberapa jenis konsekuensi. Tentu saja mereka perlu mencoba
memprediksi pengaruh-pengaruhnya terhadap standar-standar keuangan atau kinerja
lainnya. Namun, masih terdapat konsekuensi-konsekuensi lain, yang tidak begitu
mudah dihadapi.
4.
Membuat Suatu Pilihan
Konsep-konsep
penting di sini adalah memaksimalkan, memuaskan, dan mengoptimalkan.
Memaksimalkan
adalah pengambilan keputusan terbaik yang paling mungkin. Keputusan “memaksimalkan”
ini mewujudkan konsekuensi-konsekuensi positif terbesa dan
konsekuensi-konsekuensi negative terkecil.
Memuaskan
adalah
memilih pilihan pertama yang secara minimal dapat diterima atau memadai. “memuaskan”
kadang-kadang merupakan hasil dari kemalasan, di saat lain, tidak ada pilihan
lain karena waktunya terbatas, informasi tidak tersedia, atau
rintangan-rintangan lainnya yang membuat kita tidak mungkin “memaksimalkan”.
Mengoptimalkan
berarti
anda mencapai keseimbangan yang terbaik yang mungkin di antara beberapa sasaran.
Ide yang sama di terapkan dalam mencapai sasaran-sasaran bisnis. Suatu strategi
pemasaran dapat memaksimalkan penjualan, sementara suatu strategi yang berbeda
mungkin dapat memaksimalkan keuntungan. Sebuah strategi “mengoptimalkan” adalah
strategi yang mencapai keseimbangan terbaik di antara banyak sasarn.
5.
Melaksanakan Keputusan
Proses
pengambilan keputusan tidak berhenti setelah suatu pilhan di buat. Alternative yang
terpilih haruslah dilaksanakan. Kadang-kadang orang yang terlibat dalam membuat
pilihan harus menerapkannya dalam tindakan.
Mereka
yang melaksanakan keputusan perlu memahami pilihan tersebut dan mengapa pilihan
tersebut di buat. Mereka juga harus berkomitmen untuk kesuksesan dari
pelaksanaannya. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat dicapai dengan melibatkan
orang-orang dalam tahap-tahap awal dari proses keputusan.
Para
manajer perlu merencanakan pelaksanaan secara hati-hati. Perencanaan yang
memadai memerlukan beberapa langkah:
1.
Menentukan bagaimana berbagai hal akan
terjadi ketika keputusan dijalankan sepenuhnya.
2.
Mengurutkan secara kronologis,
mungkin dengan diagram alir, langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
sebuah keputusan yang bersifat opersional sepenuhnya.
3.
Membuat daftar dari berbagai sumber
daya dan aktivitas yang diperlukan untuk menerapkan setiap langkahnya.
4.
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk setiap langkahnya.
5.
Memberikan tanggung jawab untuk
setiap langkah kepada individu-individu tertentu.
Para pengambil
keputusan perlu mengasumsikan bahwa hal-hal tidak akan berjalan mulus selama
pelaksanaannya. Sangat berguna untuk menggunakan waktu tambahan untuk mengenali
masalah-masalah yang mungkin timbul dan mengenali peluang-peluang yang mungkin datang.
6.
Mengevaluasi Keputusan
Tahap
akhir dari proses pengambilan keputusan adalah mengevaluasi keputusan. Hal ini
berarti mengumpulkan informasi tentang seberapa baiknya keputusan itu berhasil.
Evaluasi keputusan bermanfaat ketika
kesimpulannya adalah positif atau negative. Umpan balik yang menyatakan
keputusan itu berhasil menandakan bahwa keputusan itu perlu dilanjutkan dan
mungkin diterapkan di bagian lain dalam organisasi. Umpan balik negative dapat
berarti: (1) pelaksanaanya memerlukan lebih banyak waktu,sumber daya, tenaga,
atau pemikiran, atau (2) keputusan itu buruk.
KETERLIBATAN
BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Para manejer akan sulit untuk membuat
keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti
pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan
akan gagasan.
- 1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak manajer merasa bahwa keputusan
yang dibuat secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka
memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan
keputusan secara kelompok
Kebaikan
|
Kelemahan
|
|
1. Implementasi
suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan
oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung
jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun
merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
5. Bila
atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan,
keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar